nusakini.com-Semarang – Enam mahasiswa Program Studi Bahasa Arab dari sejumlah perguruan tinggi di Jateng, mewakili Indonesia mengajar bahasa Arab di beberapa pondok pesantren yang ada di Malaysia dan Thailand. 

Enam mahasiswa tersebut, semuanya tergabung dalam Ittihadu Thalabah Al Lughah Al Arabiyah bi Indonesia (Ithla) atau Persatuan Mahasiswa Program Studi Bahasa Arab. Perwakilan Jateng itu akan bertolak ke negara tetangga bersama 14 mahasiswa bahasa Arab lainnya dari berbagai provinsi di Indonesia. 

“Dari 20 mahasiswa bahasa Arab yang akan mengajar di Malaysia dan Thailand mulai tanggal 5-8 April 2019, enam di antaranya dari Jateng. Selain mengajar, mereka juga akan studi banding ke bebera perguruan tinggi di Malaysia dan Thailand,” beber Ketua Athla Jateng dan DIY Ahmad Nurkhalim, saat audiensi dengan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di ruang rapat kantor wakil gubernur, Selasa (26/3/2019). 

Nurkhalim menjelaskan, Ithla Abroad merupakan program guru bahasa Arab yang dilaksanakan oleh Ithla se-Indonesia, sebagai wujud nyata dalam upaya menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu elemen kemajuan negara. Para peserta yang mewakili Indonesia telah menjalani serangkaian seleksi, kemudian dikirim ke luar negeri untuk mengajarkan keterampilan bahasa Arab selama beberapa hari. 

Selain itu, lanjut dia, program tahunan ini juga untuk menunjang kompetensi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Terlebih bahasa Arab mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia. 

Enam mahasiswa dari Ithla Jateng dan DIY, yakni dari IAIN Surakarta, IAIN Kudus, UIN Walisongo Semarang, Universitas Sains Al Quran Wonosobo, Unnes, IAIN Salatiga, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 

“Kami berkontribusi dalam bahasa Arab, terlebih saat ini banyak kasus-kasus di masyarakat yang menyalahgunakan teks-teks bahasa Arab maupun konteks-konteks persoalan bahasa Arab, bahkan ada yang mengatakan ayat jihad dan sebagainya, termasuk terorisme dan lainnya,” terangnya 

Mahasiswa Universitas Sains Al Quran Wonosobo itu, berharap organisasi mahasiswa yang konsentrasi di bidang bahasa Arab itu, dapat berkontribusi kepada pemerintah guna menyikapi beragam permasalahan terkait penyalahgunaan teks-teks bahasa Arab. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengapresiasi program kerja sama bilateral bidang pendidikan tersebut. Terlebih, Indonesia merupakan negara yang diakui pemahaman bahasa Arab dan Al Quran, sehingga ini harus terus dipertahankan. 

“Sejak sekitar 2013-2014 sudah ada pengakuan para ulama dari berbagai penjuru dunia, yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang paham Al-Quran,” katanya. 

Disebutkan, tujuan dari pengiriman pengajar bahasa Arab ke pondok pesantren di Malaysia dan Thailand, antara lain menanamkan semangat kepada generasi yang memberi pengaruh di dunia internasional, menjaga dan menjalin hubungan kerja sama antarnegara melalui bahasa Arab. Selain itu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, serta mengaktualisasi kemampuan dalam berbahasa Arab. (p/ab)